Kamis, 10 April 2014

reaksi tanah (ddit)


I.  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH.  Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral, atau alkalin.  Untuk menyeragamkan pengertian, sifat reaksi tersebut dinilai berdasarkan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan pH.
Reaksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu: masam, netral, dan basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di Indonesia, mempunyai aspek kesuburan karacunan ion-ion terutama keracunan H+.
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Salah satu sifat kimia tanah yang penting adalah reaksi tanah (pH). Sifat ini menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Reaksi tanah ini sangat penting dalam menentukan reaktifitas tanah yaitu muatan listrik permukaan butiran koloid atau misel, reaksi tanah juga menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dalam mempengaruhi proses biologik seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH tanah yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat menganggu proses biologik.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah bertujuan  untuk mengetahui tingkat pH pada setiap lapisan tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan
Sedangkan kegunaannya adalah sebagai media pembelajaran mengenai cara mengukur pH tanah yang selanjutnya dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan dalam melakukan budidaya tanaman.













II.  TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi Tanah
Reaksi tanah sangat penting untuk diketahui karena dapat menentukan sifat masam suatu tanah atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan pH.  Kemasaman ini penting, sebab dapat menentukan dengan mudah tidaknya unsur hara diserap tanaman, mendeteksi racun dan mempengaruhi perkembangan dari suatu mikroorganisme (Foth, 1987).       
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH (potensial hydrogen) menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen H+ di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion  lain ditemukan pula ion OH-. Pada tanah-tanah yang masam ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion OH- lebih tinggi daripada ion H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bersifat netral yaitu mempunyai nilai pH 7
Nilai pH berkisar antara 0-14. Makin tinggi kepekatan / konsentrasi (H+) dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H+) maka makin tinggi pH tanah. Sehubungan dengan nilai pH dijumpai 3 kemungkinan, yaitu : masam, netral dan basa (alkali).

Sejumlah proses tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah. Banyak reaksi kimia dan biokimia tanah hanya dapat berlangsung pada reaksi tanah yangspesifik. Laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organic dipengaruhi oleh reaksitanah. Selain itu, kondisi pH tanah juga mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap ketersediaan unsur hara dan adanya unsur-unsur yang beracun. Beberapa unsur hara fungsional seperti besi, mangan, dan seng berkurang apabila pH dinaikan dari 5.0 menjadi 7.5 atau 8.0. Molibdenium berkurang ketersediannya bila pH diturunkan. Pada pH kurang dari 5.0 besi dan mangan menjadi larut dalam jumlah cukup banyak yang dapat menyebabkan tanaman keracunan. Pada pH yang sangat tinggi, ion bikarbonat akan dijumpai dalam jumlah banyak sehingga dapat menggangu serapan normal unsur lain dan sangat merugikan pertumbuhan tanaman (Soepardi 1983).  Adapun peranan pH tanah dalam proses kimia tanah meliputi:
1.      Mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman.
2.      Mempengaruhi nilai kapasitas tukar kation (KTK), terutama kejenuhan basa suatu tanah.
3.      Mempengaruhi keterikatan unsur P.
4.      Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.  
5.      Mempengaruhi perubahan muatan listrik pada permukaan kompleks liat atau humus.             


III.    METODOLOGI
  3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum reaksi tanah dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 April 2012,  pukul 13.00 – 15.15 WITA di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2    Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat-alat yang diperlukan untuk digunakan  dalam pengamatan pada profil tanah, yaitu tabung reaksi atau tempat roll film, pH meter.
Bahan
Adapun alat-alat yang diperlukan untuk digunakan  dalam pengamatan pada profil tanah, yaitu aquades dan 10 gram sampel tanah yang telah dihaluskan.

Prosedur Kerja
Metode Kalorimeter
1.      1 gram contoh tanah halus dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film.
2.      Tambahkan 3 ml air suling (1:3), kocok selama 30 menit, kemudaian diamkan selama 5 menit sampai bahan tanah mengendap dan bagian supernatan di atasnya.
3.      Bagian supernatan dipindahkan ke tabung lain, kemudian celupkan kertas pH selama 1 menit.
4.      Kemudian bandingkan dengan warna pH baku.
Metode Elektrometris
1.      10 gram tanah halus dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film dan ditambahkan air suling 10 ml (rasio 1:1).
2.      Kocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok, kemudian diamkan selama 1 menit.
3.      Ukur dengan pH meter.
4.      Jika diinginkan dapat dibuat perbandingan air dan tanah dengan dengan perbandingan 1:2:3:4:5:7:10 dan lihat grafiknya.
5.      Jika diinginkan pH KCL 1 N atau pH CaCl2 0,01 M maka air suling diganti dengan larutan tersebut.









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 7 : Hasil pH Tanah
Lapisan
pH tanah
kriteria
I
5,97
Agak asam
II
5,70
Agak asam
   Sumber: data primer, 2012
4.2  Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada saat praktikum, tanah dalam lapisan I diperoleh pH tanah sebesar 5,97 dan pada lapisan II pH tanahnya adalah 5,70. Dari tiga lapisan tersebut pH tanahnya bersifat agak masam, kemasaman tanah disebabkan oleh bahan organik yang terdapat dalam tanah tersebut sehingga daya ikat sangat besar. Kemasaman tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik. Dari kedua lapisan tersebut, yang memiliki nilai pH tertinggi adalah lapisan I yaitu 5,97. Hal ini terjadi karena bahan organik yang dikandung oleh lapisan I lebih banyak daripada lapisan II. Sedangkan lapisan II memiliki nilai pH lebih rendah dibandingkan lapisan I yaitu 5,70.
Bahan organik pada lapisan I terdekomposisi kemudian masuk kedalam lapisan dibawahnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditunjukkan bahwa pH suatu tanah berbeda-beda menurut perbandingan tanah dan airnya, pemberian air yang berbeda-beda pada suatu jenis tanah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai pH tanah. Pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur-unsur hara menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah lebih besar dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur hara ketersediaanya relatif jadi sedikit. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemasaman tanah yaitu pencucian basa-basa, kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap. mineralisasi atau dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang menghasilkan CO2 dan pemberian pupuk yang bereaksi masam dalam tanah.










V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasrkan hasil dari pengamatan dari lapangan maupun teori dan hasil data tersebut, maka saya dapat menarik kesimpulan bahwa:
1.      Tanah lapisan I berpH 5,97 sehingga bersifat agak masam.
2.      Tanah lapisan II berpH 5,70 sehingga bersifat agak masam.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pH adalah kejenuhan basa, sifat misel (koloid), dan macam kation yang terjerap.
5.2  Saran
Pada praktikum berlangsung sebaiknya tidak ada yang keluar masuk laboratorium karena akan menggangu para praktikum dalam melangsungkan kegiatannya.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim,  2011.  Tanah.  http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah.
Anonim,  2012.  Penuntun  Praktikum  Dasar-Dasar  Ilmu  Tanah.  Universitas
       Hasanuddin: Makassar.
Foth,  1987.  Reaksi Tanah.  Raja  Grafindo  Persada:  Jakarta.
Hanafiah,  Kemas  Ali,  2005.  Faktor-Faktor  Pembentuk  Tanah.  Madiyatma,: Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika  Presindo:  Jakarta.
Soepardi, 1983. Imu tanah. Akapres: Jakarta.

Tidak ada komentar: