Rabu, 08 Januari 2014

itulah kebahagiaan

KETIKA aku ingin hidup KAYA,
Aku lupa bahwa HIDUP adalah KEKAYAAN.

KETIKA aku takut MEMBERI,
Aku lupa bahwa semua yang aku miliki adalah PEMBERIAN.

KETIKA aku ingin jadi yang TERKUAT,
Aku lupa bahwa dalam KELEMAHAN, Allah memberi aku KEKUATAN.

KETIKA aku takut RUGI,
Aku lupa bahwa HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN.

HIDUP ini sangatlah INDAH jika
MENSYUKURI apa yang sudah ada.

Adakalanya yang TERINDAH bukanlah yang TERBAIK,

Yang SEMPURNA tidak menjanjikan KEBAHAGIAAN.

Tetapi ketika kita mampu dan mau MENERIMA semua KEKURANGAN & KELEBIHAN...

Itulah KEBAHAGIAAN.

sifat laki laki

sifat laki laki_
1.) Jika lelaki itu diam, braarti dia sedang mendengarkanmu.
2.) Jika lelaki menatapmu, dia berfikir kaulah yang tercantik di dunia.
3.) Jika kau bersandardi bahu atau dadanya, dia merasa telah memiliki dunia.
4.) Jika Lelaki sering menelfonmu tanpa alasan, berarti dia sedang in Love padamu.
5.) Jika Lelaki berkata dia merindukanmu, berarti dia sedang merindukanmu melebihi yang kau bayangkan.

bahagianya seorang jomblo

BAHAGIANYA SEORANG JOMBLO

 ☆ Gak ada Yang nyakitin ☆
☆ Gak ada yang nyelingkuhin ☆
☆ Gak ada yang duain ☆
☆ Gak ada yang bikin Galau ☆
☆ Gak ada yang boongin ☆


~ JOMBLO ITU BEBAS ~
☆ Bebas macarin siapa aja ☆
☆ Bebas kemana aja ☆
☆ Bebas mau pulang kapan aja ☆


Bener Gak Sihh Mblo....???




I. DESKRIPSI PERUSAHAAN 
1.1    Sejarah Perusahaan
Awal berdirinya perusahaan yaitu Balla Unti pada tahun 2011, dimana Bapak Juan membuka sebuah usaha yang diberi nama Balla Unti (pisang stick). Nama Balla Unti (pisang stick) itu sendiri diambil dari pengalaman yang telah dialaminya dengan mencoba membuat pisang stick sehingga pemeberian nama tersebut yang menggambarkan dari pengalamannya. Usaha ini bergerak dibidang makanan ringan atau cemilan, dimana pertama kali didirikan di depan rumah Bapak Juan yang bertempat di Jl. Urip Sumoharjo.
Bapak Juan mendirikan usahanya dari coba-coba dan niat untuk mendirikan usaha kecil-kecilan, dan menurutnya prospek kedepannya bagus karena setiap orang pasti menyukai olahan dari pisang. Awalnya Bapak Juan  bekerjasama dengan Bapak Messa, Bapak Messa adalah teman Bapak Juan dan mereka sudah kenal lama, dari situlah Bapak Juan ingin berkerja sama untuk membuka usaha Balla Unti. Kerja sama yang dijalani berjalan dengan sangat lancar terbukti dengan banyaknya pendapatan yang beliau dapatkan dari kerja sama tersebut. Namun setelah Bapak Messa merasa modalnya sudah kembali beliau kemudian memutuskan hubungan kerja sama dengan Bapak Juan.
Walaupun dari coba-coba membuat usaha. pendapatan yang diperoleh tidak membuat Bapak Juan putus asa untuk membuka usaha lagi sehingga dengan modal sebesar Rp 5.000.000,- tidak menjadi masalah yang berarti,  dengan modal sebesar Rp. 5.000.000,- dimana usaha yang dirintis oleh  beliau ini merupakan usaha yang bergerak dalam produksi.
Usaha yang dirintis sejak tahun 2011 tersebut berasaskan atas asas kekeluargaan. Pada awalnya, Balla Unti yang di dirikan oleh Bapak Juan  hanyalah sebuah kios  kecil yang dibuka di  pelataran rumah mereka dan sebagai tempat produksi pengolahan dan pembuatan pisang stick.  Kios kecil itu  tidak memiliki karyawan. Balla Unti sempat tutup beberapa bulan karena usaha  Balla Unti yang didirikan oleh Bapak Juan mengalami kekurangan modal, tetapi kejadian tersebut tidak membuat  Bapak Juan putus asa. Dengan bantuan keluarga yang merupakan karyawan di Balla Unti mereka membuka kembali usaha mereka  yang lebih baik dan lebih besar.
Balla Unti didirikan di Jl. Urip sumoharjo karena mengingat masih kurangnya orang merintis usaha produksi pisang stick di wilayah tersebut. Selain kurangnya pesaing dan melihat prospek usaha tersebut sangat tinggi artinya banyaknya warga di wilayah tersebut tetapi masih kurangnya produsen atau pedagang yang bergerak dalam penjualan pisang stick, membuat usaha tersebut bisa dikatakan sebagai usaha yang menjanjikan. Balla Unti ini dipimpin oleh Bapak Juan yang dimana usaha ini dirintis atas partisipasi dari keluarga yang senantiasa menciptakan sebuah usaha yang berkonsep pada penambahan sumber penghasilan bagi kehidupan sehari-hari. Hal ini nampak pada karyawan yang bekerja semuanya hasil perekrutan dari kalangan keluarga Bapak Juan itu sendiri.
 Pada tahun  2012, Balla Unti yang bertempat di Jl. Urip sumoharjo  mulai mendapat sedikit konsumen rumah tangga. Beliau mencari tempat untuk menjual produknya dan akhirnya beliau mendapatkan tempat di perintis kemerdekaan km 10 tepatnya didekat pintu 1 Unhas. Sejak itu banyak anggota masyarakat dari berbagai kalangan yang tertarik untuk membeli produk di Balla Unti. Perkembangan ini tentunya tidak mudah tercapai dan banyak hal-hal yang harus dipelajari oleh Bapak Juan  dan para karyawan. Hal-hal tersebut terkait dengan berbagai macam persoalan mulai dari proses pengemasan dan pemberian motif pada kemasan yang digunakan agar dapat menarik perhatian konsumen serta proses pemsaran produk pisang stick dan lumpia pisang harusnya memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen
ataupun  pelanggan. Untungnya, karyawan Bapak Juan siap untuk bekerja
keras, untuk terus memperbaiki dan belajar banyak dari pengalaman-pengalaman mereka peroleh dalam pekerjaan yang dialaminya selama ini.
Usaha Balla Unti ini selain memproduksi pisang stick juga  membuat variasi rasa.  Usaha pisang stick  tersebut digunakan untuk menambah produk utama Bapak Juan di distribusikan ke konsumen dan pelanggan yang berada di daerah yang terdapat disekitar Saat ini produksi Balla unti  dapat

ditemukan di jalan perintis kemerdekaan km 10 pintu 1 Unhas dan Maros. Beliau baru membuka cabang di Maros dan belum membuka cabang baru dikerenakan kurangnya biaya atau modal untuk mendirikan cabang baru
Usaha Balla Unti ini mulai berkembang dengan pesat, meskipun dalam aplikasinya Balla Unti sebagai produk lokal Indonesia seringkali kewalahan dalam menarik perhatian pembeli (konsumen). Selama Bapak Juan mendirikan Balla Unti seringkali konsumen protes dengan ketidak cocokan dengan rasa seperti kurangnya coklat ataupun kurangnya keju yang diberikan pada pisang stick tersebut.  Kendala yang dihadapi oleh Bapak Juan selama mendirikan Balla Unti selain konsumen, ada juga pesaing yang berada didekat usaha yang sama-sama  bergerak dalam usaha pengeolah pisang. Namun Bapak Juan tidak tinggal diam dalam mengatasi pesainganya memang pesaing bapak juan ini sudah terkenal oleh banyak kalangan namun dari segi kualitas Balla Unti tidak kalah karna bapak Juan juga memperhatikan kualitas dari produknya mulai dari bahan baku utama dan bahan pengolahan. Begitu juga dari kebersihan dan cita rasa yang disajikan oleh Balla Unti.






Berikut adalah gambar struktur organisasi Balla Unti:
Manajer
(Juan)

 


              
Produksi
(dg Cahya)
Bendahara
    (Juan)


                                                  
    Pemasaran
(Juan dan Sarah)
 



Gambar 1. Struktur Organisasi pada Balla Unti, Makassar, 2013
            Berdasarkan struktur organisasi tersebut, dapat dijelaskan bahwa posisi yang paling di atas adalah Manajer atau pemilik dari usaha Balla Unti dimana pemilik usaha ini bernama Bapak Juan. Selain manajer Bapak Juan ini juga merangkap sebagai bendahara dimana Bapak Juan yang mengatur seluruh bagian administrasi atau yang mengatur keuangan dari usaha Balla Untu tersebut.
            Pada bagian produksi, Bapak Juan ini selaku manajer mempercayakan kepada Dg. Cahya untuk mengatur dan mengurus semua bagian produksi pada usaha Balla Unti. Sedangkan pada bagian pemasaran Bapak Juan juga ikut andil dalam pemasaran pisang stick ini akan tetapi Bapak Juan ditemani oleh Sarah yang tak lain adalah tetangganya sendiri.

1.2       Visi dan Misi Perusahaan
Visi suatu perusahaan mencakup apa yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang. Visi adalah suatu gambaran mental tentang apa yang akan hadir di masa depan. Disatu pihak, gambaran tadi berdasarkan pada apa yang merupakan kenyataan pada saat ini, namun sekaligus juga merupakan suatu lompatan. Seorang yang memiliki visi berarti memiliki suatu keyakinan bahwa hal itu dapat terjadi. Ia yakin bahwa sesuatu yang lebih indah, lebih bermutu dan lebih sempurna akan hadir di masa depan, dan ia dapat memainkan suatu peran untuk membuat hal itu terwujud (Utomo,2010).
Pada awal merintis usaha ini adapun visi yang diharapkan dari usaha ini yaitu untuk menginpentariskan harta yang dimiliki, agar dapat berkembang untuk kesejahtraan keluarga.  Adapun Visi yang diemban oleh Balla Unti yang didirikan oleh Bapak Juan  dengan asas kekeluargaan adalah ”Menjadikan Balla Unti menjadi usaha yang terkemuka Dengan visi inilah Balla Unti masih berjalan sampai sekarang dan memiliki banyak pelanggan.
Pernyataan visi wirausaha dalam perusahaan ini dapat diterapkan prinsip keterbukaan dan kebersamaan. Pemikiran ini memberikan dorongan kepada semua anggota organisasi secara bersama-sama untuk mengkaji kondisi perusahaan disaat ini dan mengupayakan tercapainya tujuan



perusahaan di masa yang akan datang. Hambatan untuk mencapai tujuan ini
apabila pengertian dan pemahaman terhadap visi perusahaan belum sepenuhnya dimiliki oleh seluruh anggota organisasi perusahaan.
Misi adalah wujud atau bentuk dari impian tadi. Misalnya, impian Anda adalah memiliki sebuah pusat pembelajaran yang ikut membangun bangsa serta mensejahterakan banyak orang. Maka misi Anda mungkin mewujudkan suatu lembaga pelatihan kewiraswastaan. Misi juga dapat merupakan rumusan apa yang secara nyata Anda akan lakukan untuk menghasilkan impian tadi (Aditya, 2010)
 Suatu perusahaan mencakup tentang apa yang harus dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk mewujudkan visinya. Adapun misi dan perusahaan Balla Unti yaitu :
a.      Menyediakan Produk yang berkualitas dan bermutu tinggi
b.      Menyediakan Produk yang bervariasi
c.      Menyediakan Produk dengan harga yang terjangkau pada seluruh masyarakat,
d.      Memperluas daerah pemasaran hingga ke daerah luar kota.
1.3     Analisis Posisi dan Sumbedaya Perusahaan
 Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non fisik. Sumber daya ada yang dapat berubah (berubah ke
bentuk yang lain, baik menjadi semakin besar maupun hilang maupun ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap) begitu pulah dalam penggunaan sumber daya mulai sumber daya manusia dan peralatan (Rachmat, 2001)
Sumberdaya perusahaan dibagi dalam tiga jenis: sumber daya nyata, sumber daya tidak nyata, dan sumber daya manusia Sumber daya nyata sangat mudah diidentifikasi dan dievaluasi seperti kemampuan keuangan dan aset-aset yang tercermin dalam neraca perusahaan. Hanya dengan melihat neracanya, keunggulan suatu perusahaan sudah bisa diketahui, dengan membandingkannya dengan perusahaan pesaing (Grant, 2008).
Sumberdaya tidak nyata biasanya hanya dicatat sebagai good will seperti reputasi, teknologi, pengalaman, hak paten, informasi, dan budaya organisasi. Sumber daya yang tidak kalah pentingnya, yaitu sumber daya manusia. Keunggulan pada sumber nyata dan tidak nyata tidak ada artinya bagi perusahaan tanpa mempunyai sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Bahkan masa depan suatu perusahaan akan sangat ditentukan oleh sejauh mana kualitas sumber daya manusianya sehingga bisa memanfaatkan sumber daya nyata dan tidak nyata. Kualitas sumber
daya manusia bisa dilihat dari tingkat profesionalitas melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, serta motivasi dalam bekerja. Sumberdaya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan (non-renewable resources). Ke dalam sumber daya dapat pulih termasuk 
tanaman dan hewan (sumber daya hayati).
1.3.1 Sumberdaya Lahan dan Bagunan
Sumber daya lahan dan bangunan merupakan sumberdaya yang penting dalam suatu perusahaan mengingat lahan dan bangunan merupakan tempat dilakukannya kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Sumber daya lahan dan bangunan merupakan jenis sumberdaya yang mutlak diperlukan untuk mengelola suatu jenis usaha. Sumberdaya lahan adalah tanah yang digunakan sebagai wadah dan ruang bagi tiap kegiatan manusia atau kelompok masyarakat menurut kepentingan masing-masing. Lahan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya hasil produksi (Morri, 2000).
Sumberdaya lahan dan bangunan yang dimilki oleh usaha Balla Unti dengan luas lahan dan bangunannya 3 x 3 m. Lahan ini berlokasi di Pintu 1 unhas. Lahan dan bangunan ini merupakan lahan yang statusnya disewa oleh pikah Balla Unti per 1 tahun.  
Berikut ini adalah tabel perincian yang menunjukan luas lahan usaha Balla Unti :



Tabel 1. Analisis Posisi Sumberdaya Lahan dan Bangunan pada UD. Hikmah Makassar, 2011
No
Uraian
Status
Ukuran fisik (M)
Nilai (Rp)
1.
Lahan pemasaran
Sewa
3x3
     2.500.000,-
2.
Lahan produksi
Milik
8x5
70.000.000,-
Sumber; Data Primer Setelah Diolah, 2013.
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa luas lahan dan bagunan  yang ditempati sebagai usaha produksi Balla unti seluas 3 m X 3 m, dengan harga Rp.2.500.000,-/tahun dengan status sewa.
Berikut ini adalah gambar denah lahan usaha Balla Unti :
 
                                                                  

                                                                           3 meter

                                                                     

 

3 meter
Ket :
1.                      : Gerobak
2.                      : Meja dan  kursi


1                                                             2



2                                                              3



4                                 5                                                           6
Berikut ini adalah gambar denah lahan produksi Usaha Balla Unti:
3.        
4.        
5.        
6.        
7.        
8.        
9.        
10.    
a.       m
  8 meter
11.    
12.                                                      


     

 

                                                             5 meter
Ket:
1.    Ruang tamu             
2.    Kamar                                   
3.    Ruang Keluarga     
4.    Wc                             
5.    Dapur                        
6.    Gudang                      

Gambar 2. Denah Lahan Pemasaran dan Lahan Produksi Usaha Balla Unti, Makassar, 2013

            Berdasarkan gambar 2 adalah gambar lahan pemasaran pada usaha Balla Unti, dimana lahan pemasaran ini terletak di pintu 1 Unhas. Lahan pemasaran ini memiliki luas sebesar 3x3 meter yang terdiri dari gerobak serta kursi dan meja. Gerobak ini memiliki bentuk persegi panjang dengan diisi oleh berbagai bahan lain untuk pisang stick dan daftar menu. Selain itu pada gerobak ini juga terdapat kompor yang digunakan untuk menggoreng pisang serta alat penggorengan lainnya. Setiap malamnya tempat ini sering disinggahi pembeli, karena tempatnya yang begitu strategis sehingga banyak pembeli yang singgah untuk membeli pisang stick ini.
            Sedangkan pada denah lahan produksi bertempat di Jl. Urip Sumihajo dimana tempat tersebut adalah rumah milik Bapak Juan. Lahan produksi ini memiliki luas 8x5 meter terdiri dari rumah yang berinterior sederhana terdapat dua kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, kamar mandi dan dapur.   Segala proses pembuatan pisang stick dikerjakan dirumah tersebut tepatnya didapur, dimana dg cahya selaku bagian produksi bekerja mulai dari pagi hingga sore.
1.3.2 Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya

kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. (Rivai, 2006)
Sumberdaya manusia di perusahaan perlu dikelolah secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama peruhaan untuk berkembang secara produktif  dan wajar (Hariandja, 2008).
Tabel 2. Jumlah Sumberdaya Manusia yang Terlibat Pada Usaha Balla Unti  Makassar, 2013
No
Nama
Umur (thn)
Pendidikan terakhir
Jabatan
Lama kerja (thn)
Gaji
(Rp/Bulan)
1.
Juan
28
S1
Manajer /bendahara/promosi/produksi
2
1.000.000
2.
Dg cahya
35
-
Produksi
2
700.000
3.
Sarah
20
SMA
Bagian Produksi/penjualan
2
700.000

Jumlah
2.400.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah sumber daya manusia yang terdapat di Balla Unti terdapat 3 orang  dengan jumlah gaji yang dikeluarkan perbulannya sebesar Rp 2.400.000,-. Adapun rinciannya yaitu Bapak Juan (28 thn) yang menjabat sebagai manajer perusahaan dengan jumlah gaji tertinggi sebesar Rp. 1.000.000,-. Disini Bapak Juan mendapatkan gaji yang lebih dibandingkan dengan dg Cahya dan Sarah karena Bapak Juan memiliki tanggung jawab yang lebih besar yaitu sebagai seorang manajer yang sekaligus sebagai bendahara.  Dan untuk dg cahya (35 thn) yang bekerja sebagai bagian produksi Balla Unti dan Sarah (20thn) yang bekerja sebagai bagian pemasran mendapatkan gaji yang sama sebesar Rp. 700.000,- .
Bagian produksi dan bagian pemasaran mendapatkan gaji yang sama karena menurut Bapak Juan keduanya memiliki peranan dan tanggung jawab yang besar. Bagian produksi bertanggung jawab untuk pengadaan bahan baku dan pembuatan produk hingga siap untuk dijual. Sedangakan bagian pemasaran bertugas untuk  melayani para konsumen pada lokasi pemasaran yang bertugas mulai dari pukul 18.00 hingga pukul 00.00 wita.
1.3.3 Sumberdaya Peralatan
Pengolahan suatu perusahaan tidak terlepas dari jenis dan jumlah peralatan yang digunakan unutk pengolahan usaha tersebut. proses pengadaan sumberdaya peralatan yang disesuaikan dengan kondisi serta jenis kegiatan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas serta akan membantu kelancaran proses usaha perusahaan baik secara teknis maupun ekonomis.    
Saran dan peralatan usaha yang dipilih hendaklah disesuaikan dengan unit usaha dan peralatan untuk kegiatan produksi, mesin-mesin produksi dan peralatan untuk kegiatan produksi, mesin-mesin produksi pembanntu atau penunjang dalam proses produksi, perlatan penyimpan bahan baku,
setengah jadi, dan barang jadi serta peralatan pemeliharaan pabrik dan
mesin-mesin, keseluruhan alat-alat dan peralatan yang diperlukan dipahami spesialisasinya masing-masing, termasuk kapasitas dan kegunaanya (Suryana, 2006).   
Sumber Daya Mesin yang terdapat di Balla Unti tidak begitu koplek slayaknya perusahaan-perusahaan produksi makanan. Hal ini disebabkan karena Balla Unti hanya merupakan usaha keluarga yang bertugas untuk memasarkan produk yang telah diproduksi oleh mereka sendiri.
Adapun rumus nilai penyusutan alat sebagai berikut:
NPA =
Keterangan :
NP = Nilai Penyusutan (Rp)
LP = Lama Pemakaian (Tahun)
Adapun jenis peralatan yang dimiliki oleh UD. Hikmah di lihat pada tabel berikut :





Tabel 3. Jenis-Jenis Peralatan Pada Balla Unti, Makassar,2013.
No
Jenis peralatan
Jumlah (unit)
Harga
Lama pemakaian (Thn)
Nilai penyusutan
Awal (Rp)
Akhir (Rp)
Produksi





1
Kompor khusus
1
350.000
250.000
1
100.000
2
Wajan
1
300.000
250.000
1
50.000
3
Penjepit
2
25.000
5.000
1
20.000
4
Saringan
1
15.000
10.000
1
5000
5
Kursi dan meja
1
200.000
175.000
1
25.000
6
Tabung gas
1
15.000
-
1
15.000
7
Parutan keju
1
7.000
5.000
1
2000
8
Kemasan
1 pack
100.000
-

100.000
9
Garpu
5 pack
5000
2000

3000
Pemasaran





Motor
1
12.000.000
8.000.000
1
4.000.000
Gerobak
1
2. 500.000
180.000
1
700.000
Total
11
15.483.500
8.877.000
-
5.020.000
            Sumber; Data Primer Setelah Diolah, 2013
Dari tabel 3 dapat dilihat sumberdaya peralatan yang dimiliki perusahaan berjumlah 11 unit yang digunakan di usaha Balla Unti  dengan nilai total penyusutan sebesar Rp. 4.020.000,-. Adapun jumlah peralatan  produksi pisang stick  yang terdiri dari saringan, gerobak, penjepit, wajan, kursi dan meja, kompor khusus, kotak makan dengan jumlah Rp 8.877.000. Untuk  peralatan pemasaran pisang stick seperti motor.



1.3.4 Sumberdaya Finansial
Sumber daya finansial merupakan syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dalam usaha tani. Modal termasuk sumberdaya financial yang merupakan subtitusi faktor produksi tanah dan tenaga kerja.
Modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk memproduksi kembali atau modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatan (Sartono, 2001).
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Anonim1,2013)
Tabel 4. Analisis Posisi Sumberdaya Finansial Pada Balla Unti, Makassar,2013.
Aktiva
Passiva
1.    Aktiva lancar   
       
Kas:                      Rp. 5.000.000



2.    Aktiva tetap
a.    Lahan produksi  Rp. 70.000.000
b.    Lahan pemasaran Rp.2.500.000
c.    Peralatan             Rp.3.483.500
d.    Kendaraan         Rp. 12.000.000
1.     Hutang lancar

Peminjaman Modal        5.000.000
Sewa Lahan Pemasaran 2.500.000
Total                              7.500.000

2.    Modal sendiri
         Rp. 85.483.500

Jumlah                         Rp. 92.983.500
                Rp. 92.983.500
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai Aktiva Balla Unti yang terdiri dari Aktiva lancar dan aktiva tetap. Dimana aktiva lancar terdiri dari kas yaitu modal sebesar Rp. 5.000.000 dan aktiva tetap terdiri dari nilai penyusutan peralatan produksi dan lahan produksi atau lahan pemasaran jadi semuanya berjumlah Rp. 92.983.500. Sedangakan pada passiva terdiri dari hutang lancar yaitu peminjaman modal sebesar 5.000.000 dan lahan pemasaran yang disewa oleh Bapak Juan merupakan utang usaha Balla Unti sebesar Rp. 2.500.000 yang memiliki jumlah sebesar Rp.7.500.000. Selain itu terdapat modal sendiri yaitu lahan produksi, peralatan dan kendaraan yang berjumlah Rp. 85.483.500 dan hasil penjumlahannya sama anatara aktiva dan passiva.
1.4    Analisis Kinerja Perusahaan
Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius (Anonim2,2013).
Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional (Gayatri, 2005).
1.4.1 Pengadaan  Bahan Baku
Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi/ pelayanan kepada  konsumen perusahaan dari dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik (Anonim3,2013).
Bahan baku yang di pergunakan oleh Balla Unti ialah variasi rasa. Dimana Sumber bahan  baku Balla Unti awalnya berasal dari pedagang pasar terong. Namun karena mempertimbangkan efektifitas dan banyaknya pelanggan yang membeli produk variasi rasa yang diproduksi, maka Balla Unti mulai mencari sumber bahan baku dari berbagai pasar tradisional yang berada di dekat rumah Bapak Juan.
  
Pembelian bahan baku secara berkala. Jumlah pembelian bahan baku pisang stick tergantung dari permintaan konsumen namun biasanya Balla Unti membeli sesuai dengan kebutuhan bahan baku pisang, namun jika permintaan akan produk pisang stick naik maka jumlah bahan baku yang diambil dari pemasok akan naik pula.
Tabel 5. Bahan Baku Pada Usaha Balla Unti, Makassar,2013.
No
Bahan baku
Harga (Rp)
1.     
Pisang
7.000/sisir
2.     
Keju
25.000/bungkus
3.     
Susu
10.000/kaleng
4.     
Tepung roti
10.000/bungkus
5.     
Minyak goring
9.000/liter
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013
Bahan baku yang digunakan oleh usaha Balla Unti berupa pisang yang berkualitas dan memiliki harga yang sedikit lebih mahal jenis pisangnya yaitu pisang kepok. Yang memiliki rasa dan ukuran yang sedikit besar dan bahan baku lainya berupa keju, susu dibeli di pasar modern dan tepung roti beliau memiliki resep rahasia.
Adapun alur pemasokan bahan baku ke usaha Balla Unti di mulai dari para pemasok yang memproduksi kemudian di jual ke Balla Unti dikemas.
Ballla unti
PEMASOK (penjual)
Cara pemasokan pisang Balla Unti yakni :


Gambar 3. Alur  Bahan Baku  Balla unti, Makassar, 2013
1.        Pemasok membawa sendiri produksi pisang ke usaha dan pihak Balla Unti yang menanggung semua biaya transportasinya.
Pemasok (penjual)
Balla Unti
 



Gambar 3.1 Alur  Bahan Baku  Balla Unti , Makassar, 2013.
              Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat cara pemasukan bahan baku ke Balla Unti pada gambar tersebut menujukkan bahwa pemasok dalam hal ini adalah penjual membawa sendiri hasil panen mereka ke pihak Balla Unti dengan biaya transfortasi ditanggung oleh Balla unti.
2.       
Balla Unti
Pemasok (penjual)
Balla Unti yang pergi mengambil Bahan baku tersebut.


Gambar 3.2 Alur  Bahan Baku  Balla Unti, Makassar, 2013.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat cara pemasukan bahan baku ke Balla Unti pada gambar tersebut menujukkan bahwa Balla Unti sendiri datang ke pihak pemasok dalam hal ini adalah penjual dengan
biaya transfortasi ditanggung oleh Balla unti. Hal ini terjadi jika Balla Unti mengalami kekurangan bahan baku atau saat Balla Unti mendapatkan banyak pesanan dari pihak konsumen.
1.4.2 Proses Produksi
Proses produksi adalah usaha untuk menciptakan atau menambah nilai ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Proses produksi juga dapat dikatakan sebagai proses transfortasi input menjadi out put tidak bisa berlangsung sendirian karena hal tersebut akan mengakibatkan prose produksi tidak dapat terkendali. Agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien (Anonim4,2013).
Proses produksi merupakan suatu proses dalam tahapan siklus suatu usaha. Pada proses ini beberapa sumber daya atau faktor-faktor produksi digabungkan sehingga dapat menghasilkan suatu output berupa produk yang nantinya siap untuk dipasarkan. Agar proses produksi dapat berjalan lancar maka harus didukung oleh sumber daya yang terampil dan cetakan, agar produk yang dihasilkan bisa menjadi suatu produk yang memiliki nilai cita rasa tinggi (Anonim5,2013).







Menyiapkan bahan
Adapun proses produksi yang dilakukan oleh Balla Unti yakni sebagai berikut :
Mengupas bahan
 


                                                                         
                                                                                                 Rumah Produksi
Mengukus bahan
Memberikan tepung
Memberikan variasi toping
Mengoreng bahan
 








                                                              
coklat
keju
susu
                                          Tempat
                                                                                                                      Pemasaran

pengemasan
 



Gambar  4. Proses Produksi Usaha Balla Unti, Makassar, 2013

Dari gambar  4 dapat dilihat bagaimana proses produksi pisang yang dilakukan oleh usaha Balla unti produk pisang stick dimulai dengan pisang sebagai bahan baku yang dibeli dari pemasok atau penjual pisang langgganan yang berada di pasar terong wilayah di sulawesi selatan, kemudian pisang-pisang tersebut dikupas, selanjutnya pisang yang telah dikupas kulitnya dikukus kemudian ditaburi tepung roti sehingga pisang  tersebut menghasilkan produk yang diberi nama pisang stick oleh Balla Unti. Proses ini semua terjadi di rumah produksi yaitu rumah Bapak Juan yang bertempat di Jl. Urip Sumiharjo dan berlangsung atau dikerjakan pada pagi hari hingga sore.
 Tahap selanjutnya adalah pisang diolah dipenggorengan kemudian ditiriskan dan dimasukan kedalam kemasan sampai diberi toping. pada proses pengemasan dimulai dengan  dimasukkannya pisang stick kedalam kotak dan diberi toping dengan rasa susu keju, coklat, coklat keju dan lain-lain sesuai dengan pesanan konsumen. Proses pengemasan ini dikerjakan pada tempat pemasaran yang berlangsung pada malam hari.
1.4.3 Proses Pemasaran
Pemasaran adalah Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.

Proses pemasaran adalah rangkaian kegiatan yang menyangkut perpindahan suatu produk atau barang dari produsen ke konsumen. Kegiatan pemasaran ini berada diantara kegiatan produksi dan konsumen. Hal ini berarti bahwa pemasaran menjadi penghubung antara kedua fungsi tersebut. dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, tanpa adanya orang akan sulit mendapatkan tujuan konsumsi yang memuaskan.  
Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain ( Assuari, 2002)
Pemasaran sebagai proses sebagai pengusaha dapat memenuhi, mempengaruhi konsumen agar mereka tertarik, senang, kemudian membeli dan akhirnya puas produk yang dibelinya. Proses untuk mencapai proses diatas harus melalui perumusan jenis produk yang inginkan konsumen, perhitungan berapa banyak kebutuhan produk itu, bagaimana menyalurkan produk tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi yang harus ditetapkan terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi konsumennya, bagaimana cara promosi mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta bagaimana menghadapi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan (Nawangsari, 2009)

Adapun Alur Pemasaran produk yang dihasilkan oleh Balla Unti yakni sebagai berikut:
Rumah produksi
Mitra
Konsumen
Tempat pemasara
 






                                                                                                      
Gambar 5. Alur Pemasaran Usaha Balla Unti Makassar, 2013
Pada gambar diatas meneujukan akur pemasaran Balla Unti ke konsumen rumah tangga melalui beberapa tahap yakni Balla Unti menjual produk pisang stick dan lumpia pisang.
Adapun bauran pemasaran ( Marketing Mix) pada perusahaan Balla Unti dapat dilihat pada berikut ini:
·      Product
Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan. Dalam  marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.  Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas ( Anonim6,2013).
Produk pisang stick yang dihasilkan oleh Balla Unti. Dimana pisang stick yang dihasilkan ada berbagai jenis variasi rasa dan jenis pisang stick yakni pisang stick rasa coklat , rasa keju dan jenis dan jenis variasi rasa lainya .
·      Place
Lokasi (tempat) Perusahaan adalah suatu tempat di mana perusahaan itu malakukan kegiatan fisik. Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang. Analisis faktor-faktor tempat sangat penting ketika membangun sebuah usaha karena menyangkut efisiensi kinerja usaha. Kesalahan dalam menentukan letak sebuah usaha dapat membuat harga pokok produksi menjadi lebih tinggi dan berpengaruh terhadap penetapan harga dan strategi persaingan dengan kompetitor (Anonim7,2013).
Tempat Balla Unti sekarang berdiri sangatlah strategis karena didaerah pintu 1 unhas tersebut hanya Balla unti yang bergerak dibidang produksi pisang stick. Hal tersebut membuat Balla Unti mendapatkan banyak pelanggan dimana semua konsumen baik itu konsumen tingkat rumah tangga, konsumen tingkat mahasiswa  yang ada di sekitar Tamalanrea.
·      Promotion
Menurut promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi pemasaran selain daripada periklanan, penjualan pribadi,dan hubungan masyarakat dimana sentiap jangka pendek memotivasi konsumen dana anggota saluran distribusi  untuk membeli barang atau jasa dengan segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah (Rizal, 2008)
Untuk bentuk promosi yang dilakukan oleh Balla Uni dapat dilihat dari bunner dan sapanduk yang berada di grobak. Adapun promosi lainya yaitu bapak Juan melalui sosial media lewat akun twitter (@ballaunti) dan facebook (balla unti) serta terjadi promosi secara tidak langsung, maksudnya ada beberapa konsumen yang hanya singgah untuk membeli dan kemudian menyukai rasa atapun kualitas dari pisang stick ini maka konsumen tersebut secara tidak langsung mempromosikan kepada rekan-rekannya mengenai psang stick ini.
·         Price
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan


salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa ( Anonim8,2013).
Produk pisang stick yang dihasilkan oleh Balla Unti. Dimana pisang stick yang dihasilkan ada berbagai jenis variasi rasa dan jenis pisang stick yakni pisang stick rasa coklat dengan harga per kotak adalah Rp 10.000,- , rasa keju dengan harga Rp 12.000,- dan jenis dan jenis variasi rasa lainya mulai harga Rp. 10.000 sampai Rp. 15.000 per kotak yang berisi 12 biji Pisang stick yang mereka produksi ini memiliki tingkatan harga yang berbeda tergantung jenis dan variasi rasa yang dihasilkan oleh Balla Unti misalnya saja pisang stick rasa coklat adalah Rp.10.000,- .
1.4.4 Pengendalian Dampak Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut Lingkungan hidup adalah  kesatuan   ruang  dengan  semua  benda ,  daya,  keadaan, dan  makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Wirawan,2008).
Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Dalam peraturan pemerintah diartikan sebagai perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, segala jenis limbah yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus ditanggulangi agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah yang mencemari lingkungan sekitar perusahaan akan berdampak negatif terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosial yang dalam hal ini adalah masyarakat ataupun konsumen.
Adapun jenis-jenis limbah yakni sebagai berikut :
1.    Limbah padat
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan,perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis kulit pisang,kemasan, dan lain-lain.
Untuk limbah yang dihasilkan oleh Balla Unti dalam melakukan produksi pisang stick berdasarkan jenis limbah diatas dapat dikatakan bahwa Balla unti menghasilkan limbah yakni limbah padat  yang tidak terlalu berdampak negatif karena hanya limbah kulit pisang. Kulit pisang jika diolah dengan baik maka akan berguna karna dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dan makanan ternak. Selain itu limbah yang terdapat pada usaha Balla Unti

yaitu kemasan coklat, kemasan keju dan kaleng susu. Cara penanggulangannya yaitu dengan membakar dan menimbun sampah kemasan coklat. Setiap selesai proses pemasaran Bapak Juang mengumpulkan limbah tersebut dan langsung membakarnya.
2.     Limbah gas dan partikel
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
Limbah gas yang dihasilkan oleh usaha Balla Unti antara lain hasil pemasakan yang berupa gas CO2 (carbondioksida) yang akan berdampak pada lapisan O3 (ozon) jika terlalu banyak. Penanggulangannya membuatkan saluran udara atau fentilasi rumah khususnya pada bagian dapur guna masuknya oksigen kedalam ruangan.
3.    Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Limbah cair yang dihasilkan oleh usaha Balla Unti yaitu berupa minyak bekas hasil dari penggorengan pisang stick ( jelanta) dan bekas air cucian rumah tangga yang berdampak negative jika digunakan terus menerus akan merusak atau dapat menimbulkan penyakit. Cara penanggulangannya membuatkan saluran air dan membuangnya langsung untuk minyak bekas.
 


II. ANALISIS STAKEHOLDER
Beberapa defenisi yang penting dikemukakan seperti Freeman (1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap isu, Grimble and Wellard (1996), dari segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.
Stakeholder perusahaan dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah karyawan, pelanggan, konsumen, pemasok, masyarakat dan pemerintah (Irawan, 2009).
2.1. Stakeholder Internal
Bagian yang berada dalam lingkungan sistem itu sendiri dan merupakan satu kesatuan. Misalnya, internal suatu organisasi yakni anggota-anggota dalam oraganisasi  tersebut. Tentu saja, aspek yang amat penting bagi kesuksesan organisasi adalah karyawan. Sebelum ada hubungan dengan konsumen, pelanggan, lingkungan, investor dan pihak lain di luar organisasi, manajemen harus terlebih dahulu memerhatikan orang-orang yang bekerja pada mereka - yakni para karyawan. karena itu, CEO di dalam organisasi sering memandang karyawan mereka sebagai “publik nomor satu” atau “aset organisasi paling penting,” dan mereka berusaha menciptakan “kultur organisasi” yang bisa menarik dan mempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif. Bagian dari praktek ini dinamakan hubungan internal. Hubungan internal bekerja sama dengan depertemen SDM untuk mengkomunikasikan berbagai berita, pelatihan, dan topik penting lainnya kepada karyawan (Kulzick, 2008).
Adapun analisis stakeholder internal dari Balla Unti yaitu karyawan, berikut adalah penjelasan dari stakeholder Balla Unti :
1.         Penanggung Jawab Perusahaan (pemilik):
Pemilik disini sabagai penanggung jawab penuh atas perusahaan yang dipimpinnya jadi perusahaan itu dapat berjalan dengan baik dilihat dengan bagaiman cara manajernya mengelolah perusahaan tersebut.  Pada Balla Unti yang bertindak sebagai pemilik di perusahaan ini adalah Juan beliau bertugas sebagai pemimpin perusahaan dan mengatur semua sistem opersi perusahaan untuk para karyawan agar pekerjaannya dapat terstruktur dan lebih teratur sehingga pencapaian keuntungan akan lebih mudah untuk dimaksimalkan.
2.         Karyawan
Usaha Balla Unti yang bertempat di pintu satu unhas memiliki karyawan sebanyak 3 orang yang terdiri dari seorang pimpinan (Bapak juan), 2 orang pegawai umum (dg Cahya dan Sarah) yang bekerja sebagai karyawan dibagian produksi dan di bagian pemasaran. Hubungan internal yang terjadi antar karyawan atau antar karyawan dengan pimpinan. Salain sebagai pemimpin Bapak juan juga merangkap sebagai bendahara dan menager yang mengatur semua proses yang akan menguntungkan usahanya.
2.2   Stakeholder Eksternal
Eksternal disini diartikan sebagai sesuatu yang berada diluar lingkungan dari sistem itu sendiri tetapi tetap berpengaruh terhadap sistem yang ada dalam sistem tersebut.  Stakeholder eksternal dapat dikatakan bagian dari sebuah sistem perusahaan yang dapat diajak kerja sama dan menjalin hubungan yang baik   serta    hubungan  erat sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar, dapat pula dikatakan bahwa stakeholder eksternal adalah pihak-pihak penting di luar perusahaan (Kulzick, 2008).
 Adapun analisis stakeholder eksternal dari Balla Unti yaitu karyawan, Berikut adalah penjelasan dari stakeholders Balla Unti :
1.         Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Hubungan eksternal yang terjadi antara pihak pemerintah dengan Balla Unti yaitu adalah dalam pembuatan Surat Izin Usaha untuk mendirikan usaha dan lebih melegalkan usaha yang akan dijalankan.

Dalam hal ini, Balla Unti wajib membayar pajak bangunan  kepada pihak pemerintah, walaupun biaya beban pajak ini tidak dilakukan langsung oleh Balla Unti, namun dilakukan oleh pihak pemilik bangunan  yang telah melakukan yang sudah menyewakan kepada  Balla Unti. Selain pembayaran pajak hubungan Balla Unti dengan pihak pemerintah yakni mengenai pemberian surat izin usaha perdagangan untuk melegalkan keberadaan Balla Unti.
2.         Pemasok
Pemasok atau supplier adalah orang yang menyediakan bahan baku bagi suatu usaha. Pemasok atau supplier  dari Balla Unti pisang dari beberapa daerah di pasar pasar trdisional di makassar. Sebagai penyedia bahan baku bagi pihak Balla Unti (dalam hal ini adalah pisang), pemasok ini bertugas dalam mengecek kelayakan dan jenis kualitas yang diminta oleh pihak Balla Unti mengenai bahan bahan baku tersebut, kemudian pemasok  mengantar bahan baku tersebut ke pihak Balla Unti, yang selanjutnya akan dikemas oleh pihak Balla Unti untuk dipasarkan ke pihak konsumen.
3.         Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali , maka dia disebut pengecer atau distributor. Konsumen Balla Unti terdiri dari berbagai kalangan, karena pelanggannya ditujukan untuk semua kalangan. Biasanya, konsumen yang sering datang ke Balla Unti adalah pihak rumah tangga, dan mahasiswa di sekitar Tamalanrea. Pihak Balla Unti hubungannya dengan pihak masyarakat dilihat dari penyediakan pisang dengan kualitas dan mutu yang baik, hal ini dapat memudahkan masyarakat jika ingin mengkonsumsi pisang stick yang memiliki kualitas yang baik.
4.         Pesaing
Pesaing adalah pihak yang menjadi lawan usaha yang dikelolah. Bagi pihak Balla Unti, pesaing mereka untuk daerah Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 tepatnya pintu 1 unhas dapat dikatakan ada, karena menurut salah seorang karyawan yang bekerja di Balla Unti kebanyakan pedagang yang membuka usaha yang hampir sama dengan Balla Unti dalam skala rumah makan atau cafe seperti pisang nugget dan lain lain.   
5.         Penekan
Penekan bagi usaha Balla Unti untuk daerah perintis sama sekali tidak ada meskipun banyak terdapat pedagang eceran, kios-kios kecil. Namun  pedagang eceran dan kios-kios tersebut, akan tetapi menurut salah satu
karyawan yang bekerja di Balla Unti bukanlah penekan bagi pihak Balla Unti malah mereka merupakan pendukung bagi usaha yang dijalankan oleh Balla Unti.
Bertikut ini adalah  bagan stakeholder baik itu internal maupun eksternal, dapat dilihat analisis stakeholder dari Balla Unti yaitu pemerintah, masyarakat, pesaing, karyawan, konsumen, pemasok dan penekan.



 









Gambar 6. Stakeholder Balla Unti,Makassar,2013

III. JARINGAN PERUSAHAAN
Membangun suatu hubungan perusahaan dengan perusahaan itu mudah-mudah susah. Ada saatnya susah itu muncul karena keegoan masing-masing menonjolkan kelebihannya atau saling sungkan satu sama lain hingga menutupi kelemahan masing-masing. Ada yang langsung nyambung, ada yang masih mencoba membuka diri, ada yang sok kenal, dan ada juga yang malas berhubungan dengan karakteristik perusahaan tertentu. Hubungan itu terbentuk karena adanya jembatan gagasan dan ide hingga membentuk suatu visi yang jelas mengenai hubungan tersebut (Anonim9, 2013).
Tidak ada kata sia-sia dalam usaha kita untuk membangun hubungan dengan orang lain. Setiap orang memiliki keunikannya masing-masing. Hal ini membuat kita sulit untuk mengerti pribadi seseorang. Tapi, itu bukanlah halangan bagi kita. Sesungguhnya tidak ada orang di dunia ini yang ingin menghabiskan hidupnya sendiri. Banyak keterbatasan-keterbasan yang tidak dapat mereka lalui sehingga kita harus membuka dinding batasan tersebut agar bisa saling bergandengan tangan. Salah satu jenjang kehidupan yang paling sulit untuk dimengerti adalah anak-anak. Mereka sulit dikarenakan banyak hal yang masih belum diketahui dan dimengerti. Mereka bahkan


terlalu polos untuk bisa berakal-akalan dengan orang dewasa. Oleh karena itu kita perlu merendahkan kemampuan bahasa kita dan lebih bersabar untuk bisa berhubungan dengan baik (Anonim10, 2013).
3.1  Jaringan Internal
Jaringan internal adalah hubungan yang terjalin antar individu dalam suatu perusahan. Jaringan internal merupakan hubungan yang terbentuk dari pola interaksi antara individu dalam suatu usaha, bisnis ataupun perusahaan hubungan yang dimaksudkan menyangkut hubungan antara individu dengan individu dalam hal sumber daya manusia suatu usaha  (pemilik dengan karyawan).  Jaringan ini terdiri dari jaringan formal, non formal dan informal.
3.1.1     Jaringan Internal Formal
 Jaringan formal adalah hubungan dalam pekerjaan yang diatur secara formal yang didasarkan struktur organisasi baik yang bersifat statis maupun dinamis. Berikut adalah matriks serta sosiogram hubungan-hubungan internal formal pada perusahaan Balla Unti :
Tabel 5. Matriks Jaringan Internal Formal Prusahaan Balla Unti , Makassar, 2013.
No.
Internal
External
Bapak Juan
Dg. Cahya
Sara
1
Bapak Juan

+
+
2
Dg. Cahya
+

+
3
Sara
+
+

Sumber Data Primer Setelah Diolah, 2013.
Bapak Juan
Berikut ini adalah gambar sosiogram internal formal perusahaan Balla Unti.
Dg. Cahya
Sara
 





Gambar 7 .  Sosiogram Jaringan Internal Formal Balla Unti, Makassar, 2013.

Gambar 9 menunjukkan jaringan internal formal Balla Unti yaitu  Bapak Juan sebagai pimpinan perusahaan tersebut bertanggung jawab penuh terhadap  para karyawannya seperti  Dg. Cahya sebagai produksi Balla Unti. Dimana Bapak Juan sering berinteraksi dengan Dg. Cahya yang membahas mengenai proses produksi dari Balla Unti ini karena Dg. Cahya bekerja di bidang produksi. Selain itu, Pak Juan juga secara langsung mengontrol pekerjaan yang dilakukan oleh Sara dalam hal pemasaran yaitu penjualan produk Balla Unti. Bapak Juan selain menjadi pemimpin dan manager Bapak Juan juga merangkap sebagai bendahara dan pemasaran.



3.1.2     Jaringan Internal Non Formal
Jaringan nonformal adalah hubungan dalam  bidang pekerjaan yang tidak diatur secara formal (job description) dan tidak menurut struktur. Jaringan internal non formal merupakan hubungan individu dengan individu yang masih menyangkut pada bidang pekerjaan yang tidak diatur
berdasarkan stuktur ataupun aturan dalam organisasi yang hierarki
berikut adalah matriks dan sosiogram hubungan-hubungan internal nonformal pada perusahaan pada Balla Unti.
Tabel 6.   Matriks Jaringan Internal Non Formal Balla Unti,
Makassar, 2013.
No.
Internal
External
Bapak Juan
Dg. Cahya
Sara
1
Bapak Juan

+
+
2
Dg. Cahya
+

+
3
Sara
+
+

Sumber Data Primer Setelah Diolah, 2013.






Bapak Juan
Berikut ini adalah gambar sosiogram internal Non formal perusahaan Balla Unti.
Dg. Cahya
Sara
 





Gambar 8 . Sosiogram Jaringan Internal Non Formal Balla Unti, Makassar, 2013.
Berdasarkan gambar 10, dapat dilihat bahwa terjadi hubungan internal non formal secara timbal balik antara setiap sumber daya manusia dalam perusahaan yakni pada Bapak Juan dengan Dg. Cahya, Bapak Juan dengan Sara dan Dg. Cahya dengan Sara. Hubungan yang terjadi antara Bapak Juan dengan Dg. Cahya berupa koordinasi kerja (bagian produksi) dari Bapak Juan kepada Dg. Cahya. Bapak Juan memberikan kepercayaan kepada Dg. Cahya untuk mengolah bahan baku pisang menjadi produk Balla Unti. Sebaliknya dalam menjalankan proses produksi, Bapak Juan seringkali ikut membantu dalam proses produksi. Salah satunya dengan membantu dan memasok dan menyediakan bahan baku pisang stick.
Hubungan yang terjadi selanjutnya yakni antara Bapak Juan dengan Sarah. Hubungan yang terjadi berupa koordinasi kerja bagian pemasaran (khususnya penjaualan) dari Bapak Juan kepada Sara. Bapak Juan memberikan kepercayaan kepada Sara untuk memasarkan/menjual produk pisang stick kepada konsumen di tempat penjualan. Sebaliknya, dalam menjalankan penjualan pisang stick, Sara juga seringkali meminta tolong kepada BapakJuan untuk mengambil bahan yang akan diolah menjadi pisang stick di tempat produksi.
            Hubungan yang terjadi selanjutnya yakni antara Dg. Cahya dengan Sara. Hubungan yang terjadi berupa hubungan keluarga antara  Sara dan Dg. Cahya. Apabila sara tidak sibuk maka Sara  membantu Dg. Cahya dalam proses produksi namun itu tidak sering terjadi ketika Sara meluangkan waktunya  untuk membantu. Hubungan Sebaliknya Dg. Cahya dengan sara, Dg. Cahya memberi saran kepada Sara bagaimana menghadapi konsumen yang baik.
3.1.3     Jaringan Internal Informal
Jaringan internal informal adalah hubungan yang berada di luar konteks pekerjaan. Jaringan ini seperti hubungan sahabat, keluarga, dll. Berikut matriks dan sosiogram hubungan informal pada perusahaan
Tabel 7.   Matriks Jaringan Internal Informal Balla Unti, Makassar, 2013.
No.
Internal
External
Bapak Juan
Dg. Cahya
Sara
1
Bapak Juan

+
+
2
Dg. Cahya
+

+
3
Sara
+
+

Sumber Data Primer Setelah Diolah, 2013
Bapak Juan
Berikut ini adalah gambar sosiogram internal informal perusahaan Balla Unti.
Dg. Cahya
Sara
 




Gambar  9.  Sosiogram Jaringan Internal Informal Balla Unti, Makassar, 2013
Matriks dan sosiogram jaringan internal informal perusahaan             Balla Unti menggambarkan bahwa Bapak Juan memiliki hubungan informal dengan semua karyawannya. Bapak Juan memiliki hubungan tetangga dengan Sara karena hubungan mereka sangat akrab sehingga Bapak Juan sudah menganggap sebagai keluarga sendiri. Dg. Cahya dan Sara memiliki hubungan diluar konteks pekerjaan yakni hubungan keluarga, dimana Dg. Cahya merupakan tante dari Sara hal ini terjadi mengingat perekrutan tenaga kerja yang ada di Balla Unti semuanya dari pihak kekeluargaan. Akan tetapi,
4.1 Jaringan Eksternal
Jaringan eksternal adalah hubungan - hubungan yang terjadi antara intenal suatu perusahaan dengan pihak luar perusahaan tetapi memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut seperti perusahaan lain, pemerintah, dan masyarakat. Hubungan eksternal sebuah lembaga dituntut agar terciptanya hubungan yang harmonis  dengan berbagai lapisan masyarakat yang langsung atau tidak langsung berkepentingan dengan eksistensinya lembaga tersebut (Anonim11,2013).
Adapun hubungan jaringan eksternal yang terjadi pada perusahaan Balla Unti diantaranya yaitu hubungan transaksional, hubungan pendukung/penekan dan hubungan kontekstual.
3.1.4     Jaringan Eksternal Transaksional
  Jaringan eksternal transaksional adalah hubungan antara dua perusahaan atau lebih yang saling bertanggung jawab terhadap dampak dari masalah yang akan terjadi dalam kerjasama perusahaan tersebut. Hubungan eksternal transaksional merupakan hubungan yang terjadi antara pihak dalam ( internal )  perusahaan dengan pihak luar ( eksternal ) perusahaan
berdasarkan transaksi yang terjadi. Hubungan ini sering kali terjadi karena adanya transaksi jual beli barang ataupun jasa antara pihak dalam perusahaan dengan pihak luar perusahaan.





Jaringan transaksional pada perusahaan Balla Unti
Tabel 8. Matriks Jaringan Eksternal Transaksional Balla Unti Makassar, 2013.
No.
Internal
External
Bapak Juan
Dg. Cahya
Sara
1
Pemerintah



2
Pemasok
+
+

3
Konsumen
+

+
4
Pesaing



Sumber  Data Primer setelah diolah, 2013.
Berikut ini adalah gambar sosiogram eksternal transaksional  perusahaan Balla Unti.


Bapak Juan
Dg. Cahya
Sara
Konsumen
Pemasok bahan baku
Pesaing
pemerintah
 







Gambar 10. Sosiogram Jaringan Eksternal Transaksional Perusahaan Balla Unti, Makassar, 2013.
Berdasarkan matriks dan sosiogram jaringan eksternal transaksional perusahaan Balla Unti, menggambarkan hubungan antara pihak internal perusahaan dengan pihak eksternal. Hubungan yang terjadi antara Bapak Juan dan Sara terhadap konsumen yakni dengan menyediakan produk pisang stick yang berkualitas sesuai dengan selera konsumen. Hubungan sebaliknya Bapak Juan terhadapat konsumen menerima kritik maupun masukan dari konsumen mengenai kekurangan dari kualitas produk maupun pelayanan dari usaha Balla Unti.
Hubungan yang terjadi antara Bapak Juan dan Dg. Cahya terhadap pemasok yakni membeli bahan baku yaitu pisang untuk dijadikan produk pisang stick. Hubungan sebaliknya Dg. Cahya terhadap pemasok yakni  menerima bahan baku dirumah produksi secara langsung dari pemasok.
3.1.5     Jaringan Eksternal Penekan/ Pendukung
Jaringan eksternal penekan adalah hubungan yang terbentuk antara dua perusahaan atau lebih atau suatu perusahaan dengan pihak lain yang menekan perusahaan tersebut dalam hal ini perusahaan yang menjadi saingan.  Jaringan eksternal pendukung adalah hubungan yang terbentuk antara dua perusahaan atau lebih atau suatu perusahaan dengan pihak lain



yang saling mendukung. Sedangkan jaringan eksternal penekan adalah hubungan antara pihak internal dan eksternal perusahaan yang memungkinkan terjadinya kerugian bagi pihak perusahaan.
Tabel 9. Matriks Jaringan Eksternal Penekan / Pendukung    Balla Unti , Makassar, 2013.
No.
Internal
External
Bapak Juan
Dg. Cahya
Sara
1
Pemerintah
+


2
Pemasok
+
+

3
Konsumen
+

+
4
Pesaing
ü   


Sumber;  Data Primer setelah diolah, 2013.
Berikut ini adalah gambar sosiogram eksternal penekan/ pendukung  perusahaan Balla Unti


Bapak Juan
Dg. Cahaya
Sara
Konsumen
Pemasok Bahan Baku
pemerintah
pesaing
 






Ket:
         = Penekan
         = Pendukung
Gambar 11. Sosiogram Jaringan eksternal pendukung / penekan Perusahaan Balla Unti, Makassar, 2013.
Berdasarkan matriks dan sosiogram jaringan eksternal/ pendukung perusahaan Balla unti Berdasarkan matriks dan sosiogram jaringan eksternal/pendukung perusahaan Balla Unti mengambarkan hubungan antara pihak internal dan eksternal. Hubungan yang merupakan pendukung yakni antara  konsumen terhadap bapak Juan dan Sara menerimah masukan atau kritikan dari konsumen mengenai produk dari Balla unti.  Sedangkan pihak eksternal pemasok bahan baku terhadap Bapak Juan dan Dg. Cahya yaitu mengenai bahan baku yang digunakan untuk untuk membuat produk dan pemasok memberikan bahan baku yang berkualitas untuk menciptakan produk yang diminati oleh konsumen. Pemerintah terhadap bapak Juan yaitu mengenai koordinasi tentang perizinan usaha demi kelancaran mengelolah usaha produk pisang stick. Sedangkan hubungan eksternal pesaing  dengan bapak Juan yaitu mengenai produk bapak Juan dengan produk pesainganya dimana bapak Juan belajar bagaimana cara meningkatkan lagi usahanya untuk lebih maju lagi daripada penyaingnya


3.1.6     Jaringan Eksternal Kontekstual
Jaringan Eksternal Kontekstual adalah hubungan antara internal perusahaan dengan pihak luar perusahaan yang diperlihatkan dalam aturan-aturan, baik itu aturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis (anonim, 2013)
Tabel 10. Matriks Jaringan Eksternal Kontekstual  Perusahaan Balla Unti, Makassar, 2013.
No.
Internal
External
Bapak Juan
Dg. Cahya
Sara
1
Pemerintah
+


2
Pemasok



3
Konsumen



4
Pesaing



Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013
Berikut ini adalah gambar sosiogram eksternal kontekstual perusahaan Balla Unti.
Bapak  Juan
Dg. Cahya
Sara
Konsumen
Pemasok
Pemerintah
Pesaing
 








Gambar 12. Sosiogram Jaringan Kontekstual Perusahaan Balla Unti, Makassar, 2013.
Berdasarkan sosiogram 12, maka dapat dilihat jaringan kontekstual perusahaan Balla Unti dengan berbagai pihak eksternal. Hubungan yang terjadi antara bapak Juan dengan pemerintah yakni melakukan kerjasama menegenai usaha yang didirikan oleh bapak juan dalam berbagai bentuk, misalnya pemerintah  yang bertugas memberikan surat izin usaha dan menerima pajak dari usaha Balla Unti.