Kamis, 24 April 2014

lupakan ma:


Yang terlupakan......

Begitu banyak pikiran yang ada dalam otak ini
Perasaan dan pikiran mulai tak tersingkronkan
Pikiran kepada orang selalu negatif terus
Perasaan juga tak bisa di pendam terlalu dalam......

Hanya serpihan cahaya hati yang masih menyinari
Dan kata iklas yang dapan membuat ketenangan hati...
Ketenangan hati yang membuat bersikap sopan..
Jadikan perasaan ini semakin tenang untuk jiwa yang tak dianggap..

Banyak terpendam dalam hati ini
Karena dilupakan oleh semua nya
Memang tak ada orang yang menggap
Hanya diri keluarga dan allah yang tau itu semua

Memang semua itu hanyalah mereka yang tidak tau
Aku sudah berusaha baik kepada mereka
Namun kebaikan ku hanyalah sampah bagi mereka
Itu semua sudah terbukti dengan anggapan mereka padaku

Memang aku yang salah
Salah karena tak dianggap oleh mereka
Tapi aku tetap iklas untuk membantu mereka
Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf,
Jika aku telah melakukan salah pada kalian semua
Karena aku hanyalah orang biasa saja yang pantas dilupakan oleh kalian semua


Hilman hilmawan itulah aku yang selalu membuat kesalahan

Jadi jangan membuat aku selalu memendam rasa benci kepada kalain

R***A***R
KONGKONG KONGKONG KONGKONG

Kamis, 10 April 2014

reaksi tanah (ddit)


I.  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH.  Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral, atau alkalin.  Untuk menyeragamkan pengertian, sifat reaksi tersebut dinilai berdasarkan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan pH.
Reaksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu: masam, netral, dan basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di Indonesia, mempunyai aspek kesuburan karacunan ion-ion terutama keracunan H+.
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Salah satu sifat kimia tanah yang penting adalah reaksi tanah (pH). Sifat ini menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Reaksi tanah ini sangat penting dalam menentukan reaktifitas tanah yaitu muatan listrik permukaan butiran koloid atau misel, reaksi tanah juga menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dalam mempengaruhi proses biologik seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH tanah yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat menganggu proses biologik.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah bertujuan  untuk mengetahui tingkat pH pada setiap lapisan tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan
Sedangkan kegunaannya adalah sebagai media pembelajaran mengenai cara mengukur pH tanah yang selanjutnya dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan dalam melakukan budidaya tanaman.













II.  TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi Tanah
Reaksi tanah sangat penting untuk diketahui karena dapat menentukan sifat masam suatu tanah atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan pH.  Kemasaman ini penting, sebab dapat menentukan dengan mudah tidaknya unsur hara diserap tanaman, mendeteksi racun dan mempengaruhi perkembangan dari suatu mikroorganisme (Foth, 1987).       
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH (potensial hydrogen) menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen H+ di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion  lain ditemukan pula ion OH-. Pada tanah-tanah yang masam ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion OH- lebih tinggi daripada ion H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bersifat netral yaitu mempunyai nilai pH 7
Nilai pH berkisar antara 0-14. Makin tinggi kepekatan / konsentrasi (H+) dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H+) maka makin tinggi pH tanah. Sehubungan dengan nilai pH dijumpai 3 kemungkinan, yaitu : masam, netral dan basa (alkali).

Sejumlah proses tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah. Banyak reaksi kimia dan biokimia tanah hanya dapat berlangsung pada reaksi tanah yangspesifik. Laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organic dipengaruhi oleh reaksitanah. Selain itu, kondisi pH tanah juga mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap ketersediaan unsur hara dan adanya unsur-unsur yang beracun. Beberapa unsur hara fungsional seperti besi, mangan, dan seng berkurang apabila pH dinaikan dari 5.0 menjadi 7.5 atau 8.0. Molibdenium berkurang ketersediannya bila pH diturunkan. Pada pH kurang dari 5.0 besi dan mangan menjadi larut dalam jumlah cukup banyak yang dapat menyebabkan tanaman keracunan. Pada pH yang sangat tinggi, ion bikarbonat akan dijumpai dalam jumlah banyak sehingga dapat menggangu serapan normal unsur lain dan sangat merugikan pertumbuhan tanaman (Soepardi 1983).  Adapun peranan pH tanah dalam proses kimia tanah meliputi:
1.      Mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman.
2.      Mempengaruhi nilai kapasitas tukar kation (KTK), terutama kejenuhan basa suatu tanah.
3.      Mempengaruhi keterikatan unsur P.
4.      Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.  
5.      Mempengaruhi perubahan muatan listrik pada permukaan kompleks liat atau humus.             


III.    METODOLOGI
  3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum reaksi tanah dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 April 2012,  pukul 13.00 – 15.15 WITA di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2    Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat-alat yang diperlukan untuk digunakan  dalam pengamatan pada profil tanah, yaitu tabung reaksi atau tempat roll film, pH meter.
Bahan
Adapun alat-alat yang diperlukan untuk digunakan  dalam pengamatan pada profil tanah, yaitu aquades dan 10 gram sampel tanah yang telah dihaluskan.

Prosedur Kerja
Metode Kalorimeter
1.      1 gram contoh tanah halus dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film.
2.      Tambahkan 3 ml air suling (1:3), kocok selama 30 menit, kemudaian diamkan selama 5 menit sampai bahan tanah mengendap dan bagian supernatan di atasnya.
3.      Bagian supernatan dipindahkan ke tabung lain, kemudian celupkan kertas pH selama 1 menit.
4.      Kemudian bandingkan dengan warna pH baku.
Metode Elektrometris
1.      10 gram tanah halus dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film dan ditambahkan air suling 10 ml (rasio 1:1).
2.      Kocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok, kemudian diamkan selama 1 menit.
3.      Ukur dengan pH meter.
4.      Jika diinginkan dapat dibuat perbandingan air dan tanah dengan dengan perbandingan 1:2:3:4:5:7:10 dan lihat grafiknya.
5.      Jika diinginkan pH KCL 1 N atau pH CaCl2 0,01 M maka air suling diganti dengan larutan tersebut.









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 7 : Hasil pH Tanah
Lapisan
pH tanah
kriteria
I
5,97
Agak asam
II
5,70
Agak asam
   Sumber: data primer, 2012
4.2  Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada saat praktikum, tanah dalam lapisan I diperoleh pH tanah sebesar 5,97 dan pada lapisan II pH tanahnya adalah 5,70. Dari tiga lapisan tersebut pH tanahnya bersifat agak masam, kemasaman tanah disebabkan oleh bahan organik yang terdapat dalam tanah tersebut sehingga daya ikat sangat besar. Kemasaman tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik. Dari kedua lapisan tersebut, yang memiliki nilai pH tertinggi adalah lapisan I yaitu 5,97. Hal ini terjadi karena bahan organik yang dikandung oleh lapisan I lebih banyak daripada lapisan II. Sedangkan lapisan II memiliki nilai pH lebih rendah dibandingkan lapisan I yaitu 5,70.
Bahan organik pada lapisan I terdekomposisi kemudian masuk kedalam lapisan dibawahnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditunjukkan bahwa pH suatu tanah berbeda-beda menurut perbandingan tanah dan airnya, pemberian air yang berbeda-beda pada suatu jenis tanah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai pH tanah. Pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur-unsur hara menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah lebih besar dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur hara ketersediaanya relatif jadi sedikit. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemasaman tanah yaitu pencucian basa-basa, kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap. mineralisasi atau dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang menghasilkan CO2 dan pemberian pupuk yang bereaksi masam dalam tanah.










V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasrkan hasil dari pengamatan dari lapangan maupun teori dan hasil data tersebut, maka saya dapat menarik kesimpulan bahwa:
1.      Tanah lapisan I berpH 5,97 sehingga bersifat agak masam.
2.      Tanah lapisan II berpH 5,70 sehingga bersifat agak masam.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pH adalah kejenuhan basa, sifat misel (koloid), dan macam kation yang terjerap.
5.2  Saran
Pada praktikum berlangsung sebaiknya tidak ada yang keluar masuk laboratorium karena akan menggangu para praktikum dalam melangsungkan kegiatannya.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim,  2011.  Tanah.  http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah.
Anonim,  2012.  Penuntun  Praktikum  Dasar-Dasar  Ilmu  Tanah.  Universitas
       Hasanuddin: Makassar.
Foth,  1987.  Reaksi Tanah.  Raja  Grafindo  Persada:  Jakarta.
Hanafiah,  Kemas  Ali,  2005.  Faktor-Faktor  Pembentuk  Tanah.  Madiyatma,: Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika  Presindo:  Jakarta.
Soepardi, 1983. Imu tanah. Akapres: Jakarta.

tekstur tanah (ddit)


I. PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Tekstur tanah menunjukkan butir-butir mineral, terutama perbandingan relatif berbagai golongan tanah tertentu atau dengan kata lain, tekstur tanah itu menunjukkan perbandingan komposisi partikel penyusun tanah yang ditunjukkan dengan perbandingan proporsi relatif antara pasir, debu dan liat.
          Tektur tanah sangat berkaitan dengan pertumbuhan tanaman. Tekstur tanah mempunyai hubungan dengan pertumbuhan tanaman begitupula juga tekstur tanah tersebut berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan tanaman tersebut.
          Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting halnya untuk mengetahui tekstur tanah  sebelum melakukan suatu jenis tanaman untuk hasil yang optimal. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tekstur tanah, yaitu metode feeling, metode pipet, dan metode hydrometer. Metode feeling untuk menentukan tekstur tanah sering kali dinamakan    di    lapangan    yang  hanya   mengandalkan indera perasa.
Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang sangat teliti, maka digunakanlah metode hyrometer dalam langkah penelitian dan pengamatan tekstur tanah.


1.2    Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kelas tekstur  tanah dengan menggunakan  perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat dari suatu sampel tanah terganggu yang sudah diambil di lapangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Adapun kegunaan dari analisis tekstur tersebut, yaitu dapat memberikan gambaran tentang tekstur tanah sehingga dapat dikaitkan dengan kesuburan tanah, sehingga dapat pula diketahui tanah-tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dengan berbagai faktor yang mempengaruhi termasuk terstur tanah ini. Selain itu, praktikum analisis tekstur ini juga dapat dijadikan referensi bagi penulis serta pembacanya sehingga informasi yang didapat melalui praktikum ini dapat disalurkan kepada masyarakat.







II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pengertian Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan ukuran partikel tanah, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan liat (Foth, 1994).
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).
Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir dalam satu masa tanah. Partikel tanah itu mempunyai ukuran serta bentuk yang berbeda-beda yang dapat digolongkan ke dalam tiga fraksi Ada yang berdiameter besar sehingga mudah untuk dilihat dengan mata telanjang tetapi ada pula yang sedemikian halusnya seperti koloidal sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Rahmat, 2009).
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan kasar-halusnya suatu tanah, yaitu perbandingan pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil daripada kerikil. Partikel-partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang belum terurai sempurna. (Tan, 1991)

2.2    Klasifikasi Ukuran Partikel Tanah dan Proporsi Fraksi
Adapun klasifikasi ukuran partikel tanah menurut USDA (United  State Departement Agriculture) dan ISSS (International Soil Science Agriculture), antara lain:
Tabel 2. Klasifikasi ukuran partikel tanah
Partikel (Fraksi) Tanah
Diameter Partikel (mm)
            USDA                           ISSS

Pasir sangat kasar
Pasir kasar
Pasir sedang
Pasir halus
Pasir sangat halus
Debu
Liat

2,00-1,00
1,00-0,50
0,50-0,25
0,25-0,10
0,10-0,05
0,05-0,002
<0,002
-
2,00-0,02
-
0,20-0,02
-
0,02-0,002
<0,002

            Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur  liat, karena  lebih         halus   maka   setiap   satuan   berat   mempunyai   luas permukaan yang
 lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripda tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003)
          Di lapangan tekstur tanah dapat ditetapkan berdasarkan kepekaan indera perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) yang membutuhkan pengalaman  dan    kemahiran.    Cara ini   disebut   dengan  metode rasa.
Melalui   perbandingan     rasa    ketiganya    maka    secara kasar,  tekstur    tanah    dapat   diperkirakan    misalnya   indera   kulit merasakan
partikel-partikel (Hanafiah, 2010):
Tabel 3. Proporsi fraksi menurut kelas tekstur tanah
Kelas Tekstur Tanah
Proporsi (%) Fraksi Tanah
    Pasir            Debu               Liat
Pasir (Sandy)
Pasir berlempung (Loam Sandy)
Lempung berpasir (Sandy Loam)
Lempung (Loam)
Lempung liat berpasir (Sandy Clay Loam)
Lempung liat berdebu (Sandy silt Loam)
Lempung berliat (Clay Loam)
Lempung berdebu (Silty Loam)
Debu (Silt
Liat berpasir (Sandy clay)
Liat berdebu (Silty clay)
Liat (Clay)
>85
70-90
40- 87,5
22,5-52,5
45-80

<20

20-45
<47,5
<20
45-62,5
<20
<45
<15
<30
<50
30-50
<30

40-70

15- 52,5
50-87,5
>80
<20
40-60
<40
<10
<15
<20
10-30
20-37,5

27,5-40

27,5-40
<27,5
<12,5
37,5-57,5
40-60
>40







2.3    Hubungan antara Tekstur Tanah dengan Tanaman
Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur   kasar.   Tanah  bertekstur  pasir  mempunyai  luas permukaan
yang  lebih   kecil    sehingga   sulit  menyerap  (menahan)  air  dan unsur
hara (Madjid, 2009).
Tanah yang bertekstur lempung atau liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara sangat tinggi. Tekstur tanah ringan yaitu tanah yang didominasi fraksi pasiran lebih mudah diolah dibandingkan dengan tekstur berat yang didominasi fraksi lempung (Hakim, 1986).
Tabel 4. Klasifikasi Luas Permukaan Fraksi Tanah Menurut USDA
Partikel (Fraksi) Tanah
Luas Permukaan (cm2g-1)
Pasir sangat kasar
Pasir kasar
Pasir sedang
Pasir
Pasir halus
Pasir sangat halus
Debu
Liat
11
23
45
29
91
227
454
8.000.000

III. METODOLOGI
3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum analisis tekstur tanah ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Maret 2012. Di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2    Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum analisis tekstur tanah ini yaitu: timbangan, mixer (pengocok), botol tekstur atau erlenmeyer, cawan petri, tabung silinder, corong, saringan, sprayer, hidrometer dan termometer.
          Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum analisis tekstur tanah ini, yaitu: sampel tanah terganggu lapisan I dan lapisan II,  tissue, karet gelang, kantong gula atau kantong plastik, air dan calgon 0,05%.
3.3    Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum analisis tekstur tanah, antara lain:
1.     Timbang 20 g tanah kering udara dengan ukuran kurang dari 2 mm.
2.     Masukkan ke dalam erlenmeyer atau botol tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 0,05% dan air secukupnya.
3.     Tutup dengan plastik dan kocok dengan mixer selama 10 menit
4.     Tuangkan isi botol tekstur tersebut ke dalam tabung silinder 1000 ml dengan menggunakan saringan berdiameter lubang 0,05 mm dan corong. Bersihkan botol tekstur dengan sprayer.
5.     Pasir yang tertinggal dipindahkan ke dalam cawan lalu masukkan dalam oven bersuhu 105oC selama 2 x 24 jam, selanjutnya masukkan dalam desikator dan timbang hingga massanya diketahui.
6.     Tutup tabung silinder dengan plastik dan karet. Lalu kocok secara tegak lurus sebanyak 20 kali.
7.     Setelah 15 detik, masukkan hidrometer dan termometer (secara bergantian) ke dalam suspensi dengan hati-hati agar suspensi tidak banyak terganggu.
8.     Setelah 40 detik, baca dan catat pembacaan hidrometer pertama (h1) dan suhu suspensi (t1)
9.     Keluarkan hidrometer dan termometer dari suspensi.
10.  Setelah menjelang 8 jam, catat kembali h2 dan t2
11.  Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan berikut:
          Berat debu dan liat    :     
          Berat liat                      :        
          Berat debu                  :       berat (debu + liat) -berat liat………(a + b)


Hitunglah persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan
          % pasir          :            
% debu          :
% liat              : 
12.  Masukkan nilai yang didapat ke dalam segitiga tekstur.


                                                     1
                                                                 4
                                          2            3              6
                                    5              
                                                     8                 9
                         12                              
                    11                                                          10
Keterangan:
1 = liat
2 = liat berpasir
3 = lempung berliat
4 = liat berdebu

5   =lempung liat berpasir
6   =lempung liat berdebu
7   = lempung berpasir
8   = lempung

9   = lempung berdebu
10    = debu
11    = pasir
12    = pasir berlempung


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1    Hasil
Adapun hasil dari praktikum analisis tekstur tanah, yaitu:
Tabel 5. Hasil praktikum analisis tekstur tanah
Lapisan Tanah                            Pasir (%)          Debu (%)          Liat(%)    
Lapisan I                                       35,2                 12,2                   52,6
Lapisan II                                      38,1                 32,1                   29,8
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012
5.2    Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum analisis tekstur tanah,  maka diperoleh hasil bahwa pada lapisan I tanah persentase teksturnya terdiri dari pasir sebesar 35,2%, debu sebesar 12,2%, dan liat sebesar 52,6%. Kelas tekstur liat memiliki persentase fraksi yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan fraksi liat lebih besar apabila dibandingkan dengan permukaan fraksi pasir dan debu. Presentase fraksi liat pada lapisan I ini lebih tinggi dibanding dengan fraksi yang lain karena tanah tersebut banyak mengandung hara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tanah pada lapisan I ini merupakan tanah yang berliat dan dapat menampung air dan hara dalam jumlah yang besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Foth (1994), bahwa tanah dengan kapasitas terbesar untuk menahan air melawan tarikan gram tanah ini termasuk tekstur liat.
       Sedangkan pada lapisan tanah II, persentase teksturnya terdiri dari 38,1% pasir, 32,1% debu, dan 29,8% liat. Kelas tekstur pasir memiliki persentase fraksi yang paling tinggi. Fraksi pasir di lapisan II lebih tinggi dibanding dengan fraksi yang lain dan dapat dikaitkan dengan proses pelapukan batuan induknya. Tanah pada lapisan II jika dipegang teksturnya agak halus, licin dan agak melekat di tangan serta mempunyai pori – pori  sedang  sehingga  air  lebih  mudah masuk ke dalam sehingga
tanah ini lebih aktif dalam reaksi kimia. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2005) bahwa tanah yang bertekstur halus, licin dan agak melekat merupakan tanah yang tergolong tanah yang bertekstur lempung berliat.








V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini, yaitu tanah pada lapisan I mempunyai 35,2% fraksi pasir, 12,2% fraksi debu dan 52,6% fraksi liat. Dengan demikian, tanah pada lapisan I ini tergolong dalam kelas tekstur liat (clay). Sedangkan pada lapisan II mempunyai 38,1% fraksi pasir, 32,1% fraksi debu dan 29,8% fraksi liat. Dengan demikian, tanah pada lapisan II ini tergolong dalam kelas tekstur lempung berliat (clay loam).
5.2    Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan praktikum analisis tekstur ini, yaitu prosedur kerja yang dilakukan di buku penuntun dan yang terjadi di laboratorium pada saat praktikum seharusnya sejalan agar diperoleh hasil yang lebih akurat.







DAFTAR PUSTAKA
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi keenam. Erlangga: Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung.
Hanafiah, K. A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Madyatama Sarana: Yogyakarta.
Kusnadi, Rahmat. 2009. Tekstur Tanah. Diakses dari http://mastegar.blogspot.com pada tanggal 1 April 2012 pukul 20:09 WITA, Makassar.
Notohadiprawito, R. M. Tejoyuwono. 1978.  Asas-Asas Pedologi. Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Tan, K. H. 1991. Principles of Soil Chemistry (Dasar-Dasar Kimia Tanah). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.








LAMPIRAN
Hasil Perhitungan Tekstur Tanah Lapisan I dan Lapisan II Tanah Terganggu
Lapisan I :
Dik   :     H1      : 3,8              H2  : 5
               t1         : 28 oC         t2    : 25 oC
               C      : 8,89 gram
Berat debu dan liat     =
                                       =
                                       = 16,81 – 0,5
                                       = 16,31 gram
Berat liat                       =
                                       =
                                       = 13,78 – 0,5
                                       = 13,28 gram
Berat debu                   = Berat (debu + liat ) – berat liat
                                       = 16,31 – 13,28
                                             = 3,03 gram
      % pasir                             =         
                                                =
                                                = 35,2 %
% debu                            =
                                          =
                                          =12,2 %
% liat                                =
                                          =
                                          =52,6 %






Lapisan II :
Dik   :     H1      : 3                 H2  : 2
               t1         : 27 oC         t2    : 25 oC
               C      : 7,0 gram
Berat debu dan liat     =
                                       =
                                       = 11,88-0,5
                                       = 11,38 gram
Berat liat                       =
                                       =
                                       = 5,98-0,5
                                       = 5,48 gram
Berat debu                   = Berat (debu + liat ) – berat liat
                                       = 11,38– 5,48
                                             = 5,9 gram


      % pasir                             =         
                                                =
                                                = 38,1 %
% debu                            =
                                          =
                                          = 32,1 %
% liat                                =
                                          =
                                          = 29,8%





Diagram Segitiga Tekstur Tanah
Lapisan I








Keterangan:
1 =liat
2 =liat berpasir
3 =lempung berliat
4 =liat berdebu

5 =lempung liat berpasir
6 =lempung liat berdebu
7 =lempung berpasir
8 =lempung

9         =lempung berdebu
10      =debu
11      =pasir
12      =pasir berlempung




Lapisan II














Keterangan:
1    = liat
2    = liat berpasir
3    = lempung berliat
4    = liat berdebu

5    =lempung liat berpasir
6    =lempung liat berdebu
7    = lempung berpasir
8   = lempung

9      = lempung berdebu
10   = debu
11   = pasir
12   = pasir berlempung