Senin, 16 April 2012

POROSITAS


I.            PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Tanah adalah suatu sistem yang kompleks tersusun atas padatan, cairan dan gas, bagian padat terdiri dari bahan organik dan anorganik.Bagian cairan terdiri dari air dan tanah yang mengisi sebagian dan seluruh pori-pori yang terdapat antara butir-butir tanah, merupakan larutan dari berbagai garam dan senyawa yang larut dalam air.Bagian gas merupakan udara yang mengisi pori-pori tanah yang tidak ditempatioleh air.
Tanah dengan struktur remah umumnya mempunyai porositas yang besar.Pengolahan tanah dapat memperbesar porositas, namun dalam waktu lama dapat menyebabkan porositas menurun.Oleh karena itu memperbesar porositas tanah dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah minimum.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum porositas tanah mengingat perlunya bagi kita untuk mengetahui nilai porositas tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.






1.2.       Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukan praktikum porositas adalah untuk mengetahui besarnya porositas tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
            Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dalam mengolah tanah untuk menghindari rusaknya struktur tanah, dan mengetahui cara menentukan porositas tanah, serta hubungan porositas dengan kesuburan tanah



II.         TINJAUAN PUSTAKA
2.1.            Porositas        
Porositas merupakan total pori tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati air dan udara. Pada keadaan basa seluruh pori tanah baik mikro, makro, dan meso terisi air. Pada keadaan kering pori tersebut berisi udara.(Pairunan, dkk. 1997).
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air).Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (mikro pore). Pori-pori kasar berisi udara dan air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori total (jumlah pori-pori makro + mikro), lebih tinggi dari tanah pasir (Hardjowigeno, 2003).
            Pori-pori tanah mempunyai ukuran dan fungsi bagi tanaman yang berbeda-beda. Pori-pori tanah yang ukurannya bermacam-macam dapat dibedakan  kedalam pori berguna dan pori yang tidak berguna bagi tanaman. Pori yang tidak berguna adalah pori yang mengandung air sehingga akar tanaman tidak dapat menyerapnya, sedangkan pori berguna adalah berukuran lebih dari 0,2 µ yang terdiri dari pori diisi oleh air dan udara, atau keadaan jenuh seluruhnya diisi oleh drainase untuk pembuangan (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
            Pori-pori tanah dibagi dua macam, yaitu pori-pori kasar/besar (makropere) merupakan pori-pori yang berisi udara dan air gravitasi(air yang rendah hilang), pori ini tidak menahan air dengan gaya kapiler sehingga sering disebut sebagai pori aerasi atau pori non kapiler. Jenis pori yang kedua adalah pori halus (mikro pere) merupakan pori yang berisi udara dan air kapiler sehingga disebut juga pori kapiler. Pori ini dapat menahan air dalam tanah. Tanah yang baik adalah tanah yang seimbang antara aerasi dan pori kapilernya. (Hakim, dkk, 1986).
            Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati oleh butiran padat. Pori ditempati oleh udara dan air yang pada umumnya pori-pori makro (besar) berisi udara sedangkan pori-pori mikro (kecil) berisi air (Pairunan,dkk, 1997).
            Untuk menentukan porositas tanah, sampel tanah ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh yang kemudian cores ditimbang. Perbedaan berat antara keadaan jenuh dan cores yang kering oven merupakan volume ruang pori untuk tanah kondisi jenuh. Persentase ruang pori dalam tanah dapat dihitung dari kerapatan isi dan kerapatan zarah jika keduanya ditetapkan dalam pengukuran yang sama.  (Foth, H.D, 1994).
Tanah bertekstur halus akan mempunyai persentase ruang pori tanah yang lebih tinggi daripada tanah bertekstur kasar, walaupun ukuran pori dari tanah bertekstur halus lebih banyak dan lebih kecil. Porositas total sama sekali tidak menunjukkan distribusi ukuran pori dalam tanah yang merupakan suatu sifat penting (Syarief, S., 1985).
            Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisien dalam lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah. Sebaliknya, pada top-soil bertekstur halus memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri dari pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas memegang air yang besar (Hakim, 1986).
            Air dan udara bergerak melalui tanah dengan sukar karena hanya sedikit saja terdapat pori-pori berukuran besar. Jadi dapat kita lihat bahwa ukuran ruang pori-pori itu dalam tanah sama pentingnya dengan jumlah ruang pori-pori total (Foth, H.D, 1994).
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori kasar berisi air kapiler atau udara. Porositas tinggi apabila bahan organik juga tinggi. Tanah-tanah yang bertekstur granuler atau rendah mempunyai porositas yang tinggi daripada tanah-tanah yang bertekstur pasir. (Syarief, S. 1985).
Nilai porositas dapat diperoleh dari nilai BD dan PD. Semakin rendah nilai BD dan PD maka makin tinggi nilai porositasnya, sebaliknya semakin tinggi nilai BD dan PD maka semakin rendah porositasnya (Hardjowigeno, 2003)








III.           BAHAN DAN METODE
3.1.            Waktu dan Tempat
Praktikum porositas dilaksanakan pada hari Kamis, 13 April 2012 pukul 11.00 WITA di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2.            Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah ring sampel, timbangan, cawan petridish, oven, desikator, gelas ukur 100 ml, pengaduk.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah Mollisols lapisan I dan aquadest.
3.3.            Prosedur kerja
1.      Hitung nilai density dan particle density contoh tanah.
2.      Hitung nilai porositas dengan persamaan sebagai berikut:
            Porositas          =  x 100%







IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.            Hasil
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang dilakukan pada percobaan ini maka diperoleh hasil sebagai berikut :           
Lapisan
Porositas (%)
I
55
II
45
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012
4.2.            Pembahasan
Berdasarkan tabel hasilpengamatan  di atas, dapat dilihat bahwa nilai porositas yang dimiliki oleh tanah Mollisols lapisan I adalah  55% dan lapisan II 45%. Nilai porositas ini diperoleh dari nilai Bulk Density dan Particle Density yang rendah pada percobaan sebelumnya.Pada lapisan I, nilai persentase porositasnya cukup tinggi. Ini disebabkan pada lapisan I banyak terdapat bahan organik sehingga memperbesar porositasnya serta adanya struktur tanah berupa remah atau granular juga akan memperbesar porositas tanah. Dan lapisan II sama dengan lapisan I beda sedikit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim (1986), bahwa jika butir padat tersusun dalam agregat-agregat yang menggumpal seperti yang terjadi pada tanah yang sedang dengan kandungan bahan organik besar maka ruang pori persatuan volume juga akan tinggi.
           



V.               KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.            Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum porositas tanah, maka dapat dikesimpulkanbahwa:
1.      Pada Tanah Mollisols lapisan I nilai Porositasnya 55 % dan lapisan II 45%.
  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah kandungan bahan organik, sturktur tanah, tekstur, BD dan PD.
5.2.            Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan prosedur kerja, asisten turut mendampingi para praktikan agar bisa mengoreksi apabila terjadi kesalahan prosedur. Dan tidak melakukan asisitensi diluar jam atau pada saat kulaih praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Sifat Fisik Batuan Reservor. www.migasnet02wulan8011.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 19 April 2012.
Anonim 2, 2012.Faktor-faktor yang mempengaruhi Porositas.Diakses darihttp://porositas.blogspot.com/pada 19 april 2012.Makassar.
Foth.H.D, 1994.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Hakim N,M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.G.Nugroho, M.R.Saul, M.A.Dhina, G.B.Hong, H.Baley, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.Lampung.
Hardjowigeno.S, 2003.Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta
Pairunan A.K, J.L.Nanere, Arifin, Solo S.R.S, Romualdus. T, J.R. Lalopua, Bachrul I, Hariadji.A, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Badan kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur, Makassar.
Sutedjo Mulyani dan Kartasopoetra, 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Syarief. H. F., Saifuddin. Dr.Ir., 1985, Fisika Kimia Tanah Pertanian. CV Pustaka Buana :Bandung.










LAMPIRAN VI

Dik:
                  Bulk density          = 1,35 gr/cm³
                  Particle density     = 11,42 gr/cm³
Porositas                        = x 100%
                                                = x 100 %
= 89 %

Tidak ada komentar: